Friday, August 15, 2008

GELAP

Hari-hariku adalah kematian
Hidupku terbelenggu kekecewaan
Terperangkap dalam kekecewaan jiwa
Terpenjara mimpi yang kelam

Melangkah menuju lembah ketidakpastian
Merangkak meraih kebahagiaan batin
Namun kudapati hanyalah rintihan
Nyawaku terasa tak mempunyai arti

Hidup bagai sebuah neraka 
Membakar hidup dalam jutaan problema
Dimanakah tawa – tawa surgawi
Menghibur segala duka di dalam hati

Haruskah ku mati membawa duka ini
Kea lam yang tak pernah kumengerti
Ataukah kematian hanyalah sebuah jawaban yang sia-sia
Dari segala yang telah kuraih selama ini

Dimanakah terang itu bersemayam
Tak dapatkah ia menghampiriku
Melepaskan segala duka nestapaku
Meraih aku dari segala keterpurukan hidupku


PUISI CINTA

Oh kekasihku
Kaulah pelita yangb menerangi relung hatiku
Pelipur lara kesedihanku
Sukacita dalam batinku
Bunga dalam kehidupanku

Oh kekasihku
Kaulah tempat aku bersimpuh
Kaulah dermaga hatiku berlabuh
Berat hidupku tanpamu kutempuh
Jangan pernah dirimu jauh

Oh kekasihku
Genggam aku dengan hasratmu
Biarkan aku dalam buaian aura cintamu
Belailah aku dengan hangat sentuhmu
Rengkuh aku dalam dekapan kasihmu


AKU BUKAN PELACUR

Aku punya harga diri
Walau terinjak oleh tirani
Tersungkurdi kaki sang penguasa 
Yang serakah meraup harta
Menindas kebahagiaan kaum yang lemah

Aku punya harga diri
Tak akan kujilat air liurnya
Enggan hati mangais belas kasih jarahannya
Walau tersiksa
Walau teraniaya

Aku punya harga diri
Bukan seorang pelacur murahan
Yang dinikmati siang dan malam
Untuk meraih segala mimipi duniawinya
Walau harus menutup mata hatinya dari semua tumpukan dosa


MATA HATI

Mata hati dapat mendengar
Suara rintihan dalam jiwa
Yang menagis terbelenggu nestapa
Tersayat lirih terdengar di kedalaman hati

Ia merasakan
Ia Tertoreh

Melihat ketidak adilan
Melihat ketidak jujuran
Melihat luka penyiksaan
Melihat duka kematian
Melihat tangis penindasan

Mata hati adalah sebuah tatapan jiwa
Tertanam dalam lubuk hati setiap manusia
Yang mempunyai nurani
Menatap setiap aspek kehidupan dunia
Tak pernah mati , tak pernah berhenti….


PUISI UNTUKMU

Oh dinda
Rengkuh cintaku dalam samuderamu
Buailah aku dalam ombak asmaramu
Peluk aku dengan kehangatan rindumu

Rona merah mentari di ufuk timur
Bagai lukisan siluet bayang cantikmu
Senyummu merasuk sukmaku
Bagai lembayung di relung hatiku

Dinda jangan biarkan hidupku
Mengembara di kesunyian hari
Tanpa hangatmu
Tanpa dekapan rindumu

No comments:

Post a Comment